Sabtu, 16 April 2011

Travelling Pada Ibu Hamil

Kebutuhan Travelling Pada Ibu Hamil
  • Pada trimester pertama (0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika ibu hamil merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, ibu hamil dapat berpergian dengan aman dan nyaman. Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
  • Pada trimester kedua (14 – 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, Dan masih harus berhati-hati.
  • Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian sebaiknya mengkonsultasikannya hal tersebut pada dokter kandungan. Mengenai kendaraan apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, pesawat terbang. Bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu aman pada perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat terbang, namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena (deep vein thrombosis/DVT) maka sebelum berangkat perlu mengkonsultasikan pada dokter kandungan. Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu.
  • Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28 minggu karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Ketika risiko melahirkan semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang menyatakan bahwa ibu hamil layak bepergian dan mengonfirmasikan tanggal perkiraan persalinannya. Walaupun berpergian dengan pesawat terbang menyebabkan rasa cemas, peneliltian pada sebagian ibu hamil menunjukkan bahwa berpergian dengan pesawat terbang akan aman.
  • Sebagian besar maskapai penerbangan akan melarang ibu hamil untuk terbang pada saat hamil, bukan karena berbahaya bagi janin tetapi untuk menghindari persalinan di pesawat. Perlu diketahui beberapa maskapai penerbangan tidak mengizinkan ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 34 minggu dan mengharuskan adanya surat dokter untuk usia kandungan 28 – 36 minggu. Setiap maskapai memiliki aturan sendiri maka amat penting untuk menyampaikan pada agen travel saat membeli tiket bahwa ibu hamil sedang mengandung dan cek apakah ibu hamil masih diijinkan terbang. Jika ibu hamil memesan tiket melalui internet, ceklah di website maskapai tersebut. Penerbangan terjadwal biasanya mengijinkan perempuan hamil hingga usia kandungan sekitar 34 minggu untuk terbang. Jika ibu hamil bepergian dalam suatu paket liburan biasanya tidak selalu jelas pesawat apa yang digunakan. Ibu hamil perlu mendiskusikan kehamilannya dengan agen yang mengatur liburan tersebut sehingga mereka bisa menginformasikan tentang maskapai yang digunakan dan peraturan-peraturannya.
  • Sebelum take-off hubungi maskapai pernerbangan sebelumnya untuk memesan kursi yang di inginkan, kalau bisa tepat di bulkhead, sebuah ruang dimana terdapat partisi yang memisahkan kelas bisnis dan ekonomi, pokoknya ruang yang cukup lebar untuk kaki.
  • Saat check in datang lebih awal karena akan bersaing dengan keluarga-keluarga yang membawa anak kecil yang juga menginginkan tempat duduk yang sudah dipesan di daerah bulkhead, jelaskan bahwa ada penumpang yang sedang hamil dan tanya apakah ada peluang untuk upgrade atau diberi tempat duduk yang sampingnya kosong. Jika uang bukan masalah, solusi terbaik untuk sakit punggung dan kaki yang lelah adalah duduk di kelas bisnis. Untuk alternatif, banyak perusahaan penerbangan menawarkan ruang ekstra untuk kaki namun dengan harga ekstra pula. Gunakan legroom report (panduan untuk merubah posisi kursi Anda selama dalam pesawat).
  • Saat berada di udara gunakan kaus kaki khusus untuk mencegah DVT.
  • Gunakan sandal pijat atau sepatu dengan sabuk yang bisa disesuaikan bila kaki ibu hamil mulai bengkak. Bangkit dan berjalanlah di seputar kabin setiap dua jam. Bawalah tutup mata dan ear plugs serta pakailah pakaian yang nyaman. Beristirahatlah sebanyak mungkin.
  • Perempuan hamil amat rentan mengalami dehidrasi, jadi bawalah sepaket buah-buahan segar bervitamin semacam anggur, plum, jeruk atau aprikot kering. Anda wajib membawa air putih setidaknya dua liter. Hindari teh dan kopi, yang mungkin akan meningkatkan resiko DVT.
  • Memperbanyak makan camilan. Gunakan hanya kosmetik berbahan alami. Janin yang sedang tumbuh akan menyerap apapun yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil. Perempuan hamil lebih mudah mengalami travel sickness dan memakai wrist bands mungkin ada gunanya.
  • Sepanjang liburan bawalah fotokopi catatan medis dan polis asuransi, juga daftar nama yang dapat dihubungi sekiranya ada keadaan darurat. Buatlah daftar lokasi rumah sakit lokal.
  • Pada kulit ibu hamil lebih sensitive, maka gunakan sunscreen yang lebih tebal dari biasanya. Hindari menyelam dan olahraga air saat hamil.


Kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat travelling
Beberapa hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling:

  • infeksi saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Kurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta persering buang air kecil setiap jam. Ini penting untuk dilakukan dengan kendaraan apa pun jika ingin berpergian, baik mobil, bus, kereta, atau pun pesawat. Berkendara dengan motor dalam jarak jauh sangat tidak disarankan, meski ada beberapa ibu yang nekat melakukan hal ini.
  • Penggumpalan darah di daerah kaki, ini adalah salah satu kejadian yang paling umum terjadi. Kondisi kehamilan memang membuat tekanan darah di kaki lebih banyak dan penggumpalan pun riskan terjadi. Yang membahayakan dari penggumpalan darah pada pembuluh darah di kaki adalah karena gumpalan tersebut bisa berkelana ke paru-paru dan mengakibatkan masalah di paru-paru. Tentunya, hal tersebut tidak ingin terjadi. Solusi simpelnya adalah berdiri dan banyak berjalan kaki. Rentangkan kaki dan latih otot kaki agar darah berjalan lancar.
  1. Jangan terlalu lama dan melelahkan
  2. Berpergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan oksigen    yang cukup dalam pesawat udara.
  3. DVT (deep vein thrombosis) pembekuan pembuluh darah vena pada ibu hamil dengan komplikasi.
  4. Resiko terjadinya kelahiran premature.
  5. Persalinan di pesawat jika usia kandungan lebih dari 34 minggu.


Travelling menggunakan Transportasi yang aman
  • Dengan Mobil

Kasiedikmaslantas Polda Warsinem, dalam suatu acara coaching clinic sempat mengatakan bahwa menggunakan sabuk keselamatan pada ibu hamil adalah keharusan. "Talinya tinggal disampirkan di bawah perut agar tidak menekan kandungan" keteranganya. Studi menyatakan, selalu lebih aman untuk ibu hamil mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi. Jika saja terjadi kecelakaan, meski kecil, lebih baik periksakan kandungan wanita hamil untuk memastikan tidak ada yang terluka atau terganggu. Di perjalanan, upayakan untuk berhenti setiap beberapa jam sekali untuk ke kamar mandi dan meregangkan kaki.
  • Dengan Pesawat

Pilih perjalanan yang menggunakan pesawat komersil dengan kabin yang pressurized, jangan pilih perjalanan dengan pesawat perintis. Ada beberapa daerah di Indonesia yang masih harus menggunakan pesawat kecil, yang jendelanya masih harus dibuka manual agar ada udara masuk (non-pressurized). Selama perjalanan, minum banyak air dan berjalan kaki di sekitar lorong setiap beberapa jam sekali untuk menghindari pembekuan darah pada kaki supaya tidak bengkak. Banyak perusahaan penerbangan akan meminta catatan kesehatan dari dokter untuk bisa mengizinkan ibu hamil menggunakan jasa penerbangan mereka jika usia kandungannya lebih dari 32 minggu. Kekhawatiran mereka adalah jika ibu hamil harus melahirkan di pesawat. Menjelang bulan-bulan terakhir masa kehamilan, dokter tidak akan mengizinkan ibu hamil untuk melakukan perjalanan dan berada dekat rumah senantiasa. Komplikasi bisa terjadi dalam waktu-waktu yang dekat dengan masa kelahiran. Dokter atau bidan akan meminta ibu hamil untuk sering mengecek kehamilan, biasanya 1-2 kali seminggu.